Perbedaan Kayu Jati Tua dan Muda serta Cara Finishingnya
Kayu jati masih menjadi primadona untuk material pembuat
struktur bangunan maupun furniture. Kekuatan, keawetan dan keindahan seratnya
menjadi daya tarik utama dari kayu yang bernama latin tectona grandis ini.
Tidak heran bila harga kayu jati relatif mahal.
Kayu jati dikenal memiliki daya tahan yang baik terhadap
serangan rayap, jamur, cuaca dan perubahan suhu. Selain itu, kayu ini juga
memiliki tekstur dan serat yang halus dan padat serta pori-pori yang kecil.
Kayu jati semakin tua umurnya, maka akan semakin kecil kadar
airnya, sehinggga berat jenisnya semakin besar dan awet. Di dalam kayu jati
juga terdapat zat ekstraktif yang disebut tectoquinon, yaitu zat penghasil
minyak. Zat ini terdapat di kayu teras yang terdapat dalam batang pohon jati.
Semakin tua umur pohon, maka persentase kayu teras akan semakin besar sehingga
menghasilkan minyak yang semakin banyak. Minyak ini lah yang membuat kayu jati
tahan terhadap serangan rayap dan jamur.
Warna coklat tua dari kayu jati tua serta minyak yang
dihasilkan membuat tampilan kayu jati terlihat elegan dan kokoh.
Sayangnya, kelebihan dan sifat sempurna kayu itu hanya
dimiliki oleh kayu jati tua. Kayu jati tua berasal dari pohon jati yang mengalami
pertumbuhan secara alami dan sudah berumur lebih dari 80 tahun. Tentu hal itu
akan sangat sulit ditemui di masa sekarang. Kayu jati yang banyak beredar di
pasaran saat ini rata-rata adalah kayu jati muda hasil pembudidayaan yang
berumur sekitar 5-7 tahun.
Kayu Jati muda memiliki ciri memiliki serat besar dan
memiliki tekstur permukaan yang bergelombang serta warnanya cenderung putih.
Karena umur pohon yang masih muda, maka kandungan minyaknya pun masih sedikit,
sehingga kurang tahan terhadap serangan rayap maupun jamur.
Namun hal itu tidak perlu dikhawatirkan lagi, dengan
beberapa treatmen khusus, jati muda bisa menjadi lebih kuat dan awet. Hanya
saja, jati muda tidak direkomendasikan untuk material struktur bangunan, jati
muda lebih cocok untuk pembuatan furniture atau bangunan non konstruksi.
Treatment pertama yang biasa dilakukan untuk membuat kayu
jati muda lebih awet dan kuat adalah dengan teknik perendaman dan dioven. Teknik
ini biasanya dilakukan oleh para pengusaha kayu. Selanjutnya untuk pengguna
atau pengusaha furniture, bisa memberikan perlindungan dengan finishing
menggunakan pelapis kayu.
Pilihan finishing kayu bisa menggunakan 3 cara ini, yaitu
stain ( warna transparant/serat terlihat ), Paint ( warna menutup serat ), dan
varnish ( clear coating ). Kayu jati dengan serat yang bagus lebih tepat
difinishing dengan stain. Karena keindahan serat kayu akan terekspos. Untuk
jati muda sebaiknya di stain terlebih dahulu kemudian di varnish, agar warnanya
terlihat lebih matang. Sedangkan untuk kayu jati tua, karena warnanya sudah
matang cukup di varnish saja.
Stain sendiri sebenarnya ada 2 jenis, yaitu dyes stain dan
pigment stain. Dyes stain lebih cocok untuk diaplikasikan untuk interior
(indoor) sedangkan pigment stain dapat diaplikasikan untuk eksterior (outdoor).
Contoh produk dyes stain adalah Impra Woodstain WS-162 dan pigment stain adalah
Ultran Politur dan Ultran Lasur.
Varnish adalah bahan pelapis tanpa warna ( clear coating )
yang berfungsi melindungi lapisan di bawahnya dari goresan dan air. Jenis clear
coating interior antara lain Impra Melamine dan Impra NC, sedangkan untuk
eksterior adalah Propan PU Laquer, Ultran P-01 Clear, Ultran P-03 Clear atau UltranLasur Natural Gloss/Doff.
sumber : Propanraya
Komentar
Posting Komentar